Dilansirdari Encyclopedia Britannica, untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan eksperimen. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Bahan berikut yang tidak beracun adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Untukmembuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan - 30678572 awlya2230 awlya2230 31.07.2020 Biologi Iklan sasiramadhani68 sasiramadhani68 Jawaban: percobaan . Penjelasan: percobaan adalah bukti yang tevelan dalam metode ilmiah yang diperlukan. Iklan Iklan Pertanyaan baru di Biologi. utangina, si optimum prideiu, si
contohmetode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari jawaban Secara sederhana, metode ilmiah dapat diartikan sebagai proses keilmuan yang bertujuan memperoleh pengetahuan tentang suatu subyek yang diperoleh melalui langkah yang sistematis serta bukti fisik yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode ilmiah juga dapat digunakan untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan telah berdasarkan prinsip
SoalHakikat Ilmu Kimia Kelas 10 Nomor 10 Untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan Aobservasi Bmenciptakan konsep Cmenyimpulkan D. Langkah Penelitian Geografi Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono 2009. 31 Menjelaskan ruang lingkup
. Untuk Membuktikan Data yang Diperoleh dalam Metode Ilmiah Diperlukan? − Metode ilmiah adalah cara yang sistematis dan terstruktur untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Metode ini digunakan untuk membuktikan suatu hipotesis atau teori. Namun, untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah, dibutuhkan beberapa langkah penting yang harus adalah E. Eksperimen. Untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan itu, saya akan memberikan penjelasan terkait pertanyaan di atas. Berikut ini akan menjabarkan Metode Ilmiah dalam Membuktikan DataMetode ilmiah digunakan untuk membuktikan suatu hipotesis atau teori. Metode ini membantu mengumpulkan dan menganalisis data dengan cara yang terstruktur dan sistematis. Dengan menggunakan metode ilmiah, peneliti dapat memastikan bahwa hasil yang diperoleh valid dan dapat itu, metode ilmiah membantu peneliti untuk meminimalkan bias dan menghindari kesalahan yang dapat terjadi selama proses penelitian. Hal ini membuat hasil penelitian lebih objektif dan dapat diaplikasikan secara untuk Membuktikan Data dalam Metode IlmiahUntuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah, dibutuhkan beberapa langkah penting yang harus diikuti. Berikut adalah langkah-langkahnya1. Merumuskan HipotesisLangkah pertama dalam metode ilmiah adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang dijadikan dasar untuk menguji kebenaran suatu teori. Hipotesis harus spesifik, terukur, dan dapat diuji secara merumuskan hipotesis, peneliti harus mempertimbangkan bukti-bukti yang ada, mengevaluasi penelitian sebelumnya, dan mengidentifikasi variabel yang Merancang StudiSetelah merumuskan hipotesis, langkah selanjutnya adalah merancang studi. Studi harus dirancang dengan baik agar dapat menghasilkan data yang valid dan dapat merancang studi, peneliti harus mempertimbangkan desain penelitian, populasi yang akan diteliti, sampel yang akan digunakan, dan instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan Mengumpulkan DataSetelah merancang studi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data harus dikumpulkan dengan cara yang terstruktur dan sistematis agar dapat mengumpulkan data, peneliti harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat, lengkap, dan relevan. Selain itu, peneliti harus meminimalkan bias dalam pengumpulan Menganalisis DataSetelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Data harus dianalisis dengan cara yang sistematis dan terstruktur agar dapat diinterpretasikan dengan menganalisis data, peneliti harus memilih metode analisis yang sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan. Peneliti juga harus memastikan bahwa analisis dilakukan dengan hati-hati agar hasil yang diperoleh valid dan dapat Menarik KesimpulanSetelah menganalisis data, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan harus didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan dan harus relevan dengan hipotesis yang telah dirumuskan itu, kesimpulan harus jelas, singkat, dan dapat dipahami oleh pembaca. Kesimpulan juga harus dapat diuji kembali oleh peneliti lain yang tertarik pada topik yang ilmiah adalah cara yang sistematis dan terstruktur untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Metode ini digunakan untuk membuktikan suatu hipotesis atau teori. Namun, untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah, dibutuhkan beberapa langkah penting yang harus tersebut meliputi merumuskan hipotesis, merancang studi, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, peneliti dapat memastikan bahwa hasil yang diperoleh valid dan dapat karena itu, dalam melakukan penelitian, penting bagi peneliti untuk menggunakan metode ilmiah dan mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan. Hal ini akan memastikan bahwa hasil penelitian dapat diaplikasikan secara luas dan dapat membantu memajukan pengetahuan dalam bidang yang yang Sering DiajukanPertanyaanJawabanApa itu metode ilmiah?Metode ilmiah adalah cara yang sistematis dan terstruktur untuk mengumpulkan dan menganalisis data guna membuktikan suatu hipotesis atau saja langkah-langkah dalam metode ilmiah?Langkah-langkah dalam metode ilmiah meliputi merumuskan hipotesis, merancang studi, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik langkah-langkah dalam metode ilmiah penting?Langkah-langkah dalam metode ilmiah penting karena dapat memastikan bahwa hasil penelitian yang diperoleh valid dan dapat yang dimaksud dengan hipotesis?Hipotesis adalah suatu pernyataan yang diajukan untuk diuji kebenarannya melalui penelitian dan analisis yang harus dilakukan setelah mengumpulkan data?Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk menghasilkan informasi yang relevan dan yang harus diperhatikan dalam menarik kesimpulan?Kesimpulan harus didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan dan harus relevan dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan juga harus jelas, singkat, dan dapat dipahami oleh pembaca.
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada pelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif Moleong, 2007320. Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability Sugiyono, 2007270. Agar data dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data, adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan 1. Credibility Uji credibility kredibilitas atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan. a. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas. c. Triangulasi Wiliam Wiersma 1986 mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu Sugiyono, 2007273. 1 Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan member check dengan tiga sumber data Sugiyono, 2007274. 2 Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar Sugiyono, 2007274. 3 Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya Sugiyono, 2007274. d. Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya Sugiyono, 2007275. e. Menggunakan Bahan Referensi Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya Sugiyono, 2007275. f. Mengadakan Membercheck Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan Sugiyono, 2007276. 2. Transferability Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil Sugiyono, 2007276. Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbedavaliditas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan. 3. Dependability Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan. 4. Confirmability Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Karakteristik Obyek Penelitian 1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba. Kabupaten Bululumba merupakan daerah otonomi tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, yang memiliki karakteristik tersendiri yang tentunya berbeda dengan kabupaten lain yang ada di provinsi Sulawesi Selatan. a. Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba Selamat datang di “Butta Panrita Lopi “Kabupaten Bulukumba, kalimat ini akan menjemput kita ketika akan memasuki kota Bulukumba. Kalimat kata” Butta Panrita Lopi” mempunyai arti yang jika dipenggal perkalimat dari setiap kata adalah Butta artinya Tanah, sedangkan Panrita artinya Ahli membuat, sementara Lopi mempunyai arti Perahu. Sehingga kalimat tersebut jika digabungkan mempunyai arti Bulukumba adalah tempat ahlinya pembuat perahu, yakni pembuat perahu tradisional Phinisi. Disamping sebagai ahli pembuat perahu, juga ahli berlayar yang berani menantang kerasnya ombak di lautan; ”takkujunga bangunturu akugunciri gulingku kualleangi tallanga na toalia” bila tekadku sudah bulat kupasang kemudiku kukembangkan layarku lebih baik tenggelam daripada kembali ke daratan" Bulukumba berasal dari kata Bulukumupa dan pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan menjadi Bulukumba. Mitologi penamaan “Bulukumba“, konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Bulu’ku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama “Tanahkongkong“, disitulah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing. “Bangkeng Buki” secara harfiah berarti kaki bukit, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian Timur. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari Barat sampai ke Selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumba”. Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten. Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978 tentang Lambang Daerah. Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada ahli sejarah dan budaya, maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Hari Jadi Kabupaten Bulukumba. Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan Bupati Pertama yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960. b. Kondisi Geografis dan Klimatologi Secara wilayah, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km. Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C – 27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith -Ferguson tipe iklim diukur menurut bulan basah dan bulan kering maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembab atau agak basah. Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober-Maret dan musim rendengan antara April-September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Stasiun Bettu, Stasiun Bontonyeleng, Stasiun Kajang, Stasiun Batukaropa, Stasiun Tanah Kongkong, Stasiun Bontobahari, Stasiun Bulo–bulo dan Stasiun Herlang. Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah hujannya rendah. Curah hujan di Kabupaten Bulukumba sebagai berikut 1 Curah hujan antara 800-1000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari. 2 Curah hujan antara 1000-1500 mm/tahun, meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro. 3 Curah hujan antara 1500-2000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang. 4 Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang. c. Topografi, Geologi, dan Hidrologi Keadaan Kabupaten Bulukumba. Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang. Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale. Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 sampai dengan di atas 500meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale. Kabupaten Bulukumba merupakan daerah yang potensial mengalami bencana kegempaan dan tsunami. Sebelah Timur Bulukumba terdapat zona pemekaran dasar laut Teluk Bone yang berpotensi menimbulkan tsunami. Sedang di daratan Kabupaten Bulukmba terdapat sesar Walenae yang berpotensi menggerakkan daratan berupa gempa bumi. Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba merupakan daerah yang dilalui sesar Walanae yang berpotensi terjadinya gempa bumi. Begitu juga dengan Teluk Bone yang berda di sebelah timur Kecamatan Rilau Ale berpotensi menimbulkan tsunami. Dasar laut Teluk Bone merupakan zona pemekaran yang sangat rentang terhadap tsunami. Di wilayah ini terdapat palung sebagai indikasi pemekaran dasar laut tersebut. Sungai di Kabupaten Bulukumba ada 32 aliran yang terdiri dari sungai besar dan sungai kecil. Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang adalah sungai Sangkala yakni 65,30 km, sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro yakni 1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas Ha. d. Kondisi Demografis Penduduk Kabupaten Bulukumba hingga akhir tahun 2016 berjumlah jiwa. Hal tersebut dilansir pada situs resmi Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bulukumba. Penduduk kota Butta Panrita Lopi tersebut tersebar di 10 kecamatan. Berikut jumlah penduduk 10 kecamatan di Bulukumba yang dikutip pada situs resmi BPS. Kecamatan Gantarang jiwa, Kecamatan Ujung Bulu jiwa, Kecamatan Ujung Loe jiwa, Kecamatan Bontobahari jiwa, Kecamatan Bontotiro jiwa. Kecamatan Herlang jiwa, Kecamatan Kajang Kecamatan Bulukumpa jiwa, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Kindang 2. Deskripsi Khusus Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba Sebagai Lokasi Penelitian. a. Sejarah terbentuknya Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Jumlah Sekolah Dasar yang berada dalam tanggungjawab Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba yang berada di kecamatan Ujungbulu adalah 22 sekolah, yang terdiri dari 21 sekolah Negeri dan 1 sekolah Swasta. Dari 22 sekolah tersebut dibagi menjadi 4 Wilayah. Wilayah I terdiri dari 6 sekolah, Wilayah II terdiri dari 5 Sekolah, Wilayah III terdiri dari 5 Sekolah, dan Wilayah IV terdiri dari 6 sekolah. Pada awal terbentuknya, sekolah yang berada dalam wilayah kepengawasan Wilayah III Kecamatan Ujungbulu adalah SDN 1 Terang-Terang, SDN 2 Terang-Terang-Terang, SDN 3 Kasimpureng, SDN 24 Salemba, dan SDN 171 Loka. Namun pada tahun pelajaran 2013/2014 sekolah yang berada dalam Wilayah III tersebut dirombak kembali dengan alasan penyebaran jumlah guru yang tidak merata dari beberapa wilayah kepengawasan di kecamatan Ujungbulu. Dari hasil perombakan tersebut akhirnya SDN 171 Loka yang sebelumnya berada di Wilayah III ditukar dengan SDN 4 Bentenge yang berada di Wilayah II. Sehingga saat ini sekolah yang masuk dalam wilayah III adalah SDN 1 Terang-Terang, SDN 2 Terang-Terang, SDN 3 Kasimpureng, SDN 4 Bentenge, dan SDN 24 Salemba. b. Profil SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Sekolah Dasar Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari lima sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel Profil SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu No Nama Sumber Bagian Kurikulum masing-masing sekolah yang menjadi tempat penelitian c. Daftar Guru yang Menjadi Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini merupakan guru kelas III dan kelas VI yang telah sertifikasi dan mengimplementasikan kurikulum 2013. Adapun daftar guru yang menjadi informan penelitian dapat dilihat pada Tabel Tabel Guru Sertifikasi SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Sumber Bagian Kurikulum masing-masing sekolah yang menjadi tempat penelitian B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keraguan yang dialami peneliti terhadap tingkat kompetensi yang dimiliki guru kelas yang sudah sertifikasi dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang rekomendasikan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Oleh karena itu, untuk menjawab keraguan tersebut maka peneliti berusaha untuk melakukan penelitian agar dapat mengungkap fakta yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Akhirnya peneliti menetapkan dua dimensi yang perlu diungkap dalam penelitian ini yaitu 1. Gambaran Kompetensi Guru Kelas di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba Pelaksanaan standar kompetensi guru selama penelitian berlangsung pada proses pembelajaran memperlihatkan kemampuan seorang guru dalam menerapkan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dianut dalam pelaksanaan profesi sebagai guru. Standar kompetensi guru merupakan suatu ukuran yang ditetapkan sebagai bentuk kelayakan guru menjalankan tugasnya yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan sesuai bidang keahlian yang diampu. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, pelaksanaan standar kompetensi guru terlaksana sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Adapun rincian setiap standar kompetensi pada saat pengamatan yang berlangsung dalam proses pembelajaran sebagai berikut a. Kompetensi pedagogik yang terdiri dari aspek 1 menguasai karakteristik peserta didik, 2 pengembangan kurikulum, 3 memahami dan mengembangkan potensi, 4 komunikasi dengan peserta didik, 5 penilaian dan evaluasi. b. Kompetensi kepribadian yang terdiri dari aspek 1 bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional, 2 menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, 3 etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru c. Kompetensi sosial yang terdiri dari aspek 1 bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif, 2 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga pendidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat d. Kompetensi profesional yang terdiri dari aspek 1 penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, 2 mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif. Dalam penelitian ini, peneliti telah menetapkan 5 orang guru kelas yang sudah sertifikasi dan mengajar di kelas III dan VI sebagai informan penelitian dengan alasan bahwa guru kelas yang mengajar di kelas III dan VI baru satu tahun mengimplementasikan pembelajaran kurikulum 2013. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang dilakukan selama tiga kali pertemuan atau tatap muka terhadap masing-masing informan, peneliti menemukan gambaran yang cukup signifikan dan meyakinkan bahwa guru kelas di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba memiliki tingkat kompetensi yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh peserta didik. Temuan ini didasarkan dari hasil kegiatan observasi sebelum, selama, dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam mengungkap fakta di lapangan selain melakukan pengamatan, peneliti juga mengambil data dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan penelitian. Adapun hasil wawancara dari pertanyaan yang diajukan peneliti kepada JN 38 tahun guru kelas VI SDN 3 Kasimpureng terkait komponen kompetensi pedagogik guru dalam membedakan karakteriktik peserta didik, beliau menjawab dengan lugas, bahwa Strategi yang saya lakukan untuk membedakan karakteristik dari setiap peserta didik di kelas yaitu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya. Hasil catatan itu saya jadikan referensi untuk mengenali secara spesifik setiap siswa saya agar dalam penentuan starategi, metode dan
Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian sendiri merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kriteria/Syarat Metode Ilmiah Dalam membuat penelitian menggunakan metode ilmiah, hal-hal yang didapatkan dari penelitian harus memenuhi kriteria berikut ini, antara lain 1. Berdasarkan Fakta Semua hal dalam penelitian seperti keterangan, penjelasan, atau uraian untuk digunakan dalam analisanya harus berdasarkan fakta. Artinya, bukan dari khayalan, perkiraan, legenda atau kegiatan sejenisnya. 2. Bebas dari Prasangka Menggunakan prasangka dan pertimbangan berdasarkan subjektif tidak termasuk dalam metode ilmiah. Oleh karena itu dalam penelitian ilmiah harus bersifat bebas dari kedua hal tersebut, serta menggunakan alasan dan bukti yang lengkap dan menggunakan pembuktian yang objektif. 3. Menggunakan Prinsip yang Analisis Prinsip yang analisis digunakan untuk memberikan arti terhadap fenomena yang kompleks. Tidak hanya itu, semua masalah harus dicari penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis. 4. Menggunakan Hipotesa Hipotesa digunakan untuk menjadi pedoman penelitian dan sekaligus pedoman pemecahan suatu masalah. Selain itu hipotesa digunakan untuk membantu dalam menentukan data yang harus dikumpulkan sehingga hanya informasi yang relevan saja yang harus dikumpulkan. 5. Menggunakan Ukuran Objektif Hasil eksperimen harus diukur dengan suatu ukuran yang objektif, bukan subjektif. Hal ini ditujukan agar hasil eksperimen dipahami dengan mudah oleh setiap orang, dan seminimal mungkin dipengaruhi subjektivitas peneliti. Contoh Ukuran objektif adalah satuan-satuan internasional seperti meter untuk mengukur panjang, kilogram untuk mengukur massa, dan sebagainya. Contoh ukuran subjektiff adalah ukuran yang relatif terhadap benda yang tidak pasti ukurannya, seperti sejengkal, semata kaki, dan sebagainya. 6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi Ukuran-ukuran yang dapat diperlukan dengan teknik kuantifikasi, antara lain ton, mm per detik, ohm, kilogram dan sebagainya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking, dan rating. Karakteristik Metode Ilmiah 1. Bersifat Kritis dan Analitis Metode ilmiah berarti peneliti secara rinci melakukan pengamatan dan eksperimen untuk mendapatkan hasil yang akurat dan signifikan. 2. Bersifat Logis Metode ilmiah berarti peneliti dapat memberikan langkah-langkah yang dapat dijelaskan secara logis, bukan berdasarkan prasangka, khayalan, atau hal yang tidak dapat dijelaskan dengan logika wajar. 3. Bersifat Objektif Metode ilmiah berarti hanya bisa dilakukan peneliti tanpa dipengaruhi pendapat pribadi dan bukan merupakan hasil rekayasa. 4. Bersifat Empiris Metode ilmiah berarti didapatkan dari observasi dan eksperimen yang benar-benar terjadi, bukan berdasarkan karangan atau khayalan peneliti sendiri atau orang lain. 5. Bersifat Konseptual Metode ilmiah berarti berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan konsep-konsep suatu fenomena. Langkah-Langkah Metode Ilmiah Dalam penelitian dengan metode ilmiah, ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Langkah langkah tersebut antara lain merumuskan masalah yang akan diteliti, membuat hipotesis, mengumpulkan data untuk mengkaji hipotesis, mengolah data, dan membuat simpulan. Berikut penjelasan lengkapnya. Tahap 1 Merumuskan masalah Langkah awal yang harus dilakukan dalam metode ilmiah adalah merumuskan masalah. Apakah yang dimaksud dengan masalah? Masalah adalah peristiwa yang tidak kita inginkan sehingga kita berusaha untuk mengatasinya. Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber, untuk itu kita buat rumusan yang disebut rumusan masalah. Rumusan masalah adalah suatu pernyatan rinci, lengkap, dan jelas mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah biasanya dibuat dengan cara membuat pertanyaan dari masalah yang akan diteliti dapat berupa apakah, bagaimana, mengapa, dan dimana. Rumusan masalah yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain 1. Dinyatakan dalam Bentuk Kalimat Tanya Contoh Apakah pemberian vitamin C berpengaruh terhadap pertumbuhan anak ayam? 2. Mengisyaratkan Peubah Variabel yang Akan Diteliti Variabel atau peubah adalah faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan. Contoh di atas dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara dosis vitamin C dan pertumbuhan anak ayam. Dosis vitamin C sebagai variabel bebas dan anak ayam sebagai variabel terikat. Variabel bebas adalah faktor yang memengaruhi, sebaliknya variabel terikat adalah faktor yang dipengaruhi. Variabel yang dinyatakan dalam rumusan masalah harus dapat diukur. Pada contoh diatas nomor 1, dosis vitamin C, pertumbuhan anak ayam merupakan variabel yang dapat diukur. 3. Dinyatakan Secara Eksplisit Gamblang, Singkat, dan Jelas Kalimat “Apakah pemberian vitamin C berpengaruh terhadap pertumbuhan anak ayam?” merupakan contoh kalimat yang jelas, singkat, dan eksplisit. sebelum lanjut ke pembahasan selanjutnya, ada baiknya Anda membaca contoh rumusan masalah lainnya lebih banyak lagi untuk memperluas referensi anda. Tahap 2 Membuat Hipotesis Hipotesis adalah dugaan atau “jawaban sementara” mengenai suatu hal. Umumnya, hipotesis menunjuk pada hubungan antara dua variabel atau lebih. Misalnya dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Dosis Vitamin C terhadap Pertumbuhan Anak Ayam”. Hipotesis yang dibuat harus menunjukkan adanya hubungan antara dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam. Hipotesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. 1. Hipotesis Nol H0 Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara satu variabel dan variabel yang lain. Contohnya adalah tidak ada pengaruh pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam. 2. Hipotesis Alternatif H1 Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Contohnya adalah Ada pengaruh pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam. Tahap 3 Mengumpulkan Data Penelitian dilakukan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Data adalah informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun kualitatif, yang menunjukkan fakta. Data diperoleh dari hasil pengamatan. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat indra atau menggunakan alat ukur. Hasil pengamatan dengan alat indra menghasilkan data berupa warna, bau/aroma, rasa, dan tekstur objek. Data yang demikian itu disebut data kualitatif, yaitu data yang berbentuk bukan angka dan tidak dapat dinyatakan dengan angka. Data yang diperoleh melalui pengamatan dengan menggunakan alat ukur merupakan data yang dapat dinyatakan dengan angka. Data tersebut dinamakan data kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif harus menggunakan alat ukur dan satuan pengukuran yang bersifat universal, artinya dapat diterima di seluruh dunia. Contoh, mengukur panjang digunakan satuan meter. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh seorang peneliti langsung dari objeknya. Contohnya adalah dalam penelitian mengenai pengaruh pemberian dosis vitamin C terhadap pertumbuhan anak ayam, diperoleh data primer berupa berat anak ayam, baik yang diberi dosis vitamin C maupun yang tidak, selama beberapa minggu. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari seorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi didapatkan melalui sumber lain, baik lisan maupun tertulis. Contohnya adalah data mengenai pertumbuhan anak ayam yang diperoleh dari buku, hasil penelitian terdahulu, atau hasil wawancara peternak ayam yang berpengalaman. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengumpulkan data, yaitu lokasi penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan,metode kerja, unit percobaan, perlakuan, variabel, ulangan, dan pengamatan. 1. Lokasi Penelitian Penelitian dapat dilakukan di dalam ruangan misalnya laboratorium dan di luar ruangan atau lapangan misalnya kebun, sawah, rumah kaca 2. Alat dan Bahan yang Akan Digunakan Dalam melakukan sebuah penelitian yang perlu diperhatikan adalah apakah alat dan bahan yang akan digunakan sudah sesuai dengan apa yang ingin kita teliti. 3. Metode Kerja Metode kerja meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan percobaan, serta cara pengamatan yang akan dilakukan. 4. Unit Percobaan Unit percobaan adalah satuan/tempat dilaksanakannya suatu perlakuan. Contoh unit percobaan adalah pot, polibag, petak sawah, akuarium, hewan, dan tanaman. 5. Perlakuan Perlakuan adalah sesuatu yang ingin dilihat pengaruhnya. Contoh, dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Lama Perendaman terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”, perlakuannya adalah perendaman. lama perendaman yang dilakukan bermacam-macam, misalnya 2 jam, 4 jam, dan 8 jam. Nilai-nilai tersebut merupakan taraf atau tingkatan perlakuan. Hal itu berguna untuk mengetahui lama perendaman berpengaruh terhadap pertumbuhan biji kacang hijau tersebut. Sebagai pembanding, ada biji kacang hijau yang tidak direndam. Kelompok itu disebut kontrol. Kontrol berfungsi untuk membandingkan apakah perbedaan hasil pertumbuhan itu benar-benar dipengaruhi oleh lama perendaman atau oleh faktor lainnya. 6. Variabel Variabel adalah suatu kondisi yang dikenakan dan dikontrol atau diamati perubahannya pada sekelompok objek penelitian. Variabel sering disebut juga peubah. Macam variabel dalam metode ilmiah antara lain variabel bebas, variabel terikat, dan variabel antara. Variabel bebas atau variabel penyebab adalah suatu kondisi yang dikenakan atau dikontrol sehingga menimbulkan efek pada sekelompok objek penelitian. Variabel terikat atau variabel tergayut adalah kondisi/fenomena yang muncul sebagai respon objek penelitian terhadap kondisi yang dikenakan atau dikontrol peneliti. Variabel antara atau variabel kendali adalah variabel lain yang ikut berpengaruh terhadap hasil penelitian, tetapi dianggap tidak memiliki pengaruh utama. Contoh Judul Penelitian pengaruh lama perendaman terhadap pertumbuhan biji kacang hijau Variabel bebas Lama perendaman Variabel terikat pertumbuhan biji kacang hijau Variabel antara suhu, kelembapan, dan cahaya. 7. Ulangan Pada dasarnya, penelitian adalah pengamatan terhadap sampel dari sebuah populasi. Oleh karena itu, dalam sebuah penelitian tidak boleh menggunakan objek tunggal. Misalnya, Anda akan meneliti pengaruh perendaman terhadap pertumbuhan biji kacang hijau karena jika biji tersebut tidak tumbuh, kita tidak akan memiliki data percobaannya. Banyaknya objek atau ulangan yang harus diambil untuk sebuah penelitian sangat bergantung pada sifat populasi dan tingkat akurasi yang diinginkan. 8. Pengamatan Pengamatan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk menguji hipotesis. Tahap 4 Mengolah Data Nilai-nilai hasil pengamatan atau pengukuran disebut data. Data yang belum diolah dinamakan data mentah. Tahap pengolahan data diawali dengan pengelompokkan dan penyajian data sesuai dengan kelompoknya. Kemudian, data dapat diolah menjadi diagram batang, garis, atau lingkaran serta analisis statistik. Analisis statistik untuk anak SMA, cukup menggunakan nilai rata-rata mean, nilai yang sering muncul modus, dan nilai tenga median. Tahap 5 Membuat Simpulan Dalam membuat simpulan, peneliti harus memerhatikan hipotesis yang diajukan serta data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Data-data penelitian yang telah dianalisis digunakan untuk menguji hipotesis mana yang diterima sehingga kita dapat menarik simpulan dengan benar. Diterima atau tidaknya hipotesis untuk menarik sebuah simpulan sangat bergantung pada tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Tidak sesuainya hipotesis dengan apa yang diharapkan oleh peneliti bukan berarti penelitian tersebut gagal. Justru sebaliknya, hal itu akan menambah khazanah pengetahuan kita. Tahap 6 Membuat Laporan Penelitian Salah satu kewajiban peneliti adalah membuat laporan penelitian yang dikerjakannya. Laporan penelitian merupakan karya tulis ilmiah sehingga harus ditulis dengan aturan tertentu serta menggunakan bahasa dan kosakata ilmiah yang baku. Laporan penelitian memuat informasi penting yang berkaitan dengan penelitian yang dikerjakan. Secara garis besar, laporan penelitian berisi hal-hal sebagai berikut. 1. Pendahuluan Pendahuluan berisi uraian singkat tentang latar belakang dilakukannya penelitian tersebut, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian tersebut. 2. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisi dasar teori yang berkaitan dengan penelitian yang dapat digunakan sebagai landasan dilakukannya penelitian tersebut. Dasar teori dapat diperoleh dari buku literatur, artikel ilmiah, atau hasil-hasil penelitian terdahulu. 3. Hipotesis Jika Ada/Perlu Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan diuji melalui hasil penelitian. Hipotesis tidak selalu ada dalam setiap penelitian. 4. Metode Penelitian Metode penelitian berisi uraian tentang tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, alat dan bahan yang dipakai, serta desain penelitian atau cara kerja yang dilakukan. 5. Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan berisi hal-hal yang didapat dari penelitian. Hasil yang dicantumkan merupakan data yang sudah diolah, baik dalam bentuk tabel, grafik, atau gambar. Pembahasan berisi ulasan dan argumentasi dari peneliti tentang hasil yang diperoleh jika dihubungkan dengan teori yang ada. Untuk mendapatkan pembahassan yang baik, diperlukan dukungan literatur yang relevan. 6. Simpulan dan Saran Simpulan dan saran berisi simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran apabila peneliti lain ingin melakukan penelitian serupa. 7. Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi semua literatur baik berupa buku, artikel ilmiah, laporan penelitian, atau berita dari internet yang dikutip untuk penulisan laporan penelitian tersebut. 8. Lampiran Lampiran umumnya berisi hal-hal yang penting, tetapi kurang pas apabila dicantumkan di dalam batang tubuh laporan karena dapat mempersulit pembaca memahami isi laporan. Yang dicantumkan dalam lampiran, misalnya data mentah, analisis data, data pendukung, data kuesioner, dan peta lokasi. Tujuan/Fungsi Metode Ilmiah Jika kalian bertanya untuk apa sebenarnya dilakukan metode ilmiah? Kenapa seseorang harus melakukan metode ilmiah dalam penelitiannya? Sebenarnya inilah fungsi atau tujuan seseorang melakukan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah, antara lain Mendapatkan ilmu pengetahuan yang rasional dan sudah teruji. Untuk pembuktian terhadap suatu kebenaran yang dapat diatur oleh pertimbangan yang logis. Untuk mencari pengetahuan yang dimulai dari penemuan masalah yang harus dipecahkan atau dicari solusinya, pengumpulan data, menganalisis data dan diakhiri dengan menarik suatu kesimpulan. Membantu memecahkan masalah dengan pembuktian yang dimana buktinya dapat memuaskan. Dapat menguji penelitian yang telah dilakukan orang lain sehingga didapatkan kebenaran yang objektif dan juga memuaskan, dan lain sebagainya. Manfaat Metode Ilmiah Berikut ini beberapa manfaat melakukan penelitian dengan metode ilmiah, antara lain Membantu memecahkan masalah dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan. Menguji ulang hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif. Memecahkan dan menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya sudah menjadi teka-teki. Dengan melakukan pengulangan kembali hasil dari suatu penelitian, ilmu pengetahuan akan semakin berkembang Setiap orang dapat menguji kembali kebenaran hasil penelitian orang lain sehingga dicapai sebuah kebenaran yang pasti. Mungkin hanya ini saja yang dapat kami berikan, jika ada kesalahan, kekurangan, atau hal yang ingin ditanyakan bisa kalian tulis di kolom komentar. Jangan lupa untuk membaca artikel lainnya, untuk memperluas pengetahuan kalian. Terimakasih!
Menganalisis data merupakan salah satu tahapan metode ilmiah yang bertujuan …. A. agar dapat lebih mudah dibaca B. agar data yang diperoleh dapat disusun secara sistematis C. agar data dapat disajikan dengan baik D. mengetahui kekurangan dalam pengambilan data E. agar mendapatkan data yang mudah diolah Pembahasan Menganalisis data merupakan salah satu tahapan metode ilmiah yang bertujuan agar data yang diperoleh dapat disusun secara sistematis Jawaban B - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat
untuk membuktikan data yang diperoleh dalam metode ilmiah diperlukan